Pada mulanya, orang kebanyakan ataupun seperti saya, beranggapan bahwa menulis adalah sulit. Hingga kebanyakan lebih senang untuk ngomong / bicara, lalu kemudian bagaimana dengan orang-orang yang dikenal sebagai si suara emas (si pendiam). Yang mungkin juga bagi sebagian orang menjadi jati diri ataupun identitas ciri khas dirinya.
Beberapa hari yang lalu, saya bertemu dengan beberapa adek kelas di kampus saya. Ada sebuah kejadian lucu yang sebenarnya bagi sebagian orang hal tersebut adalah biasa saja. Benar saja, dikarenakan kita memang tidak pernah bertemusebelumnya, apalagi kami berbeda jurusan. Pastilah sudah bisa ditebak bukan??
Orang boleh menganggap ini bukanlah suatu hal yang lucu, saat membaca SMS "... di tunggu di sekre ya mas!..." so langsung saja saya yang memang sudah terbiasa keluar masuk kompleks sekretariat UKM tersebut. Secepat kilat datang, masuk ke dalam sekre HIMA tersebut. Dan anehnya, setelah salam dan masuk... orang yang kebetulan berada di dalam juga beranggapan bahwa saya juga salah satu penduduk sekre yang sudah terbiasa keluar-masuk.
Baru setelah jabat tangan dan duduk untuk mencoba ngobrol mencari tahu siapa yang meng-SMS saya. Benar saja dugaan, karena memang kita beda jurusan, hingga dikiranya saya itu paling nanti nongol dari sekre HIMA jurusan saya. Tiba-tiba, HP pun berdering, SMS pun masuk lagi "...Udah dimana mas??..." . Langsunglah dijawab bawasannya saya sudah berada di dalam sekre HIMAnya. Kontan saja mereka malu, karena tak menyadari saya yang sudah duduk sambil melihat tingkah mereka yang tersipu.
Sebenarnya cerita diatas tidak begitu penting untuk diceritakan. Pokok bahasannya berlanjut dipercakapan kami. Pengutaraan dari dua cewe yang kebetulan mereka sudah berencana untuk mengadakan sebuak pelatihan tentang kepenulisan. Namun kendalanya adalah mereka kebingungan tentang bagaimananya menjadi pelatihan tersebut benar-benar bermanfaat bagi peserta nantinya.
Sebenarnya untuk konsep pelatihan juga silahkan saja dari mereka maunya seperti apa?? tinggal dijalankan saja. Obrolan kami pun berlanjut ke hal-hal yang paling pribadi dan sensitif. Iya... bagaimana tidak sensitif.... merujuk daripada keinginan mereka untuk menjadi seorang penulis. Saya pun jadi teringat dari apa yang saya baca dari millis FLP, Bang Jonru mengungkapkan "tidak ada calon penulis" dan memang benar semua orang adalah penulis. Mungkin yang membedakan adalah tujuan dari menulis itu sendiri.
Beberapa orang yang berkumpul dan kebetulan ikut nimbrung percakapan, menyatakan mereka menulis masih terbatas bila mood. Saya yakinkan kepada mereka bahwa menulis bukan karena mood saja. Mereka bisa saja menulis, saat mereka mau ataupun saat tidak ingin menulis sekalipun. Bagusnya lagi, saya teringat seorang kawan di millis yang sedang mengembangkan trik menulis free writing, begitu "tulis saja apa yang sekarang ada dan terlintas dipikiran anda!" tidak mungkin akal benar-benar kosong.
Ataupun sebenarnya dalam prakteknya bisa saja kita gunakan dengan metode sedikit paksaan, pancinglah otak anda dengan sebuah kata, apapun!! Boleh saja meminta seorang teman untuk menyebutkan satu kata, kemudian tuliskan apapun dengan kata tersebut. Boleh mendeskripsikan atau menjadikan kata tersebut sebagai bahan pewacanaan, meski kadang bisa saja bahwa kata tersebut adalah kata yang benar-benar "baru" bagi kita sendiri.
Misalkan saja, kata yang sangat asing (belum kita ketahui dengan jelas arti dan maksudnya) dan tak lazim digunakan. Meski salah mendeskripsikan itu jauh lebih baik daripada sampai tak bisa menuliskan sama sekali. Bisa saja hanya sekedar asal-asalan karena kita hanya menerka sebenarnya apa yang dimaksud kata tersebut.
Selain itu untuk membudayakan menulis, harusnya kita punya satu hal yang disebut sebagai "DIARY" hal sepele tapi menjadi suatu hal yang luar biasa. Dalam diary boleh kita menulis perjalanan hidup kita dengan harapan bahwa hal tersebut merupakan pelatihan saya menulis. Tak masalah bila hanya berisikan curhat saja.
Seringnya orang bertanya lagi, bagaimana cara memulai sebuah tulisan (yang bagus). Untuk mengatasi problem yang seperti ini, solusinya cuma satu, yakni menulis! Tak usah dibingungkan, tentang apa kata pertama yang cukup bagus dan menarik, atau memikirkan penilaian atas tulisan sendiri. Sekali lagi, menulislah!!
Perkara di tengah jalan ternyata mendapati kebuntuan ide dan pikiran untuk merampungkan rangkaian tulisan, boleh saja kita rehatkan sejenak untuk sekedar menghirup udara segar. atau memang jika ternyata ide tak kunjung datang, biarkan saja tulisan itu berhenti, hingga mungkin suatu saat tulisan yang sudah anda garap sebagian menemukan "jodoh"nya. jodoh bisa berarti kelanjutan tulisan, atau muncul ide baru yang nantinya justru menjadikan tulisan tersebut lebih menarik.
Begitulah, kadang daripada membaca tulisan ini terus lebih baik sekarang anda "menulis" saja. Jangan siakan waktu yang anda punya untuk membaca saja, tetapi mulailah untuk mengikatkan apa yang sudah anda dapat, ilmu, pengalaman, cerita, atau bahkan ide terbaru anda. Selamat Menulis!!
KoGa say's
Sugeng Rawuh Wonten webBlog-ipun Kulo...
Menawi Sampun Mriksani suMonggo dipunAturi Ninggalake Pitutur ingkang Cetha lan Sae!!
Menawi Sampun Mriksani suMonggo dipunAturi Ninggalake Pitutur ingkang Cetha lan Sae!!
Sabtu, 22 November 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar