Hari ini adalah hari guru se-Indonesia, sosok yang dikatakan sebagai "pahlawan tanpa tanda jasa pembentuk insan cendekia" telah banyak berjuang keras membawa perubahan bagai setiap Individu manusia Indonesia. Mereka yang telah menorehkan goresan tinta emas dengan memproduksi kelompok-kelompok golongan manusia versi terdidik. Dan hasilnya adalah orang-orang luar biasa melebihi mereka sendiri atau paling tidak setara dengan kemampuan mereka.
Sebagai sosok seorang pendidik dan pengajar, guru menjadi bagian penting dalam kehidupan tatanan bersosial masyarakat. Dari sekolah sering kita diajarkan tentang etika, moral, jiwa kepekaan sosiak, dan juga ilmu-ilmu penunjang wawasan dan kecerdasan. Begitu besar jasa mereka, dan bagi negara yang punya kesadaran akan pentingnya peningkatan mutu pendidikan maka Indonesia terus mengembangkan seluruh potensi kapasitas calon pendidik. Meski kadang balasan perjuangan dari para guru hanya seberapa besar.
Berbeda mungkin dengan negara tetangga kita, Malaysia, mereka sampai mengimpor guru-guru dari negeri kita di era 1970an. Hingga hari ini, jiran kita ini telah berhasil memajukan bidang pendidikan. Sedangkan kita yang menjadi bangsa "maha guru" malah makin terpuruk, biaya pendidikan yang mahal, belum lagi kenyataan bahwa mutu pendidikannya juga rendah. Guru menjadi salah satu korban dari sistem pendidikan yang masih dalam tahap pengembangan.
Masalah kesejahteraan pribadi juga mempengaruhi kinerja, enatah itu yang sudah PNS atau yang masih tercatat sebagai guru bantu (honorer). Sampai hari ini pun masih terdengar kabar tentang aksi dari para Guru di suatu tempat. Tuntutan yang salah satunya adalah hak untuk menerima kelayakan kesejahteraan.
Namun di sisi lain dari heroiknya seorang guru, ternyata baru-baru ini terungkap kasus yang sangat memuakkan, seorang guru mencabuli anak didiknya dan tidak tanggung-tanggung kelauan bejat tersebut dilakukan di depan kelas. Hal ini merupakan pencorengan nama baik seorang guru, yang ianya adalah seorang pendidik.
Terpujilah wahai engkau ibu-bapak guru,
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku,
Semua baktimu, akan ku ukir di dalam hatiku,
Sebagai prasasti terima kasihku tuk pengabdianmu
engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa tanpa tanda jasa
Begitu lagu yang sering dinyanyikan, tapi jujur belum pernah tahu siapa pemcipta lagunya.
Sebagai sosok seorang pendidik dan pengajar, guru menjadi bagian penting dalam kehidupan tatanan bersosial masyarakat. Dari sekolah sering kita diajarkan tentang etika, moral, jiwa kepekaan sosiak, dan juga ilmu-ilmu penunjang wawasan dan kecerdasan. Begitu besar jasa mereka, dan bagi negara yang punya kesadaran akan pentingnya peningkatan mutu pendidikan maka Indonesia terus mengembangkan seluruh potensi kapasitas calon pendidik. Meski kadang balasan perjuangan dari para guru hanya seberapa besar.
Berbeda mungkin dengan negara tetangga kita, Malaysia, mereka sampai mengimpor guru-guru dari negeri kita di era 1970an. Hingga hari ini, jiran kita ini telah berhasil memajukan bidang pendidikan. Sedangkan kita yang menjadi bangsa "maha guru" malah makin terpuruk, biaya pendidikan yang mahal, belum lagi kenyataan bahwa mutu pendidikannya juga rendah. Guru menjadi salah satu korban dari sistem pendidikan yang masih dalam tahap pengembangan.
Masalah kesejahteraan pribadi juga mempengaruhi kinerja, enatah itu yang sudah PNS atau yang masih tercatat sebagai guru bantu (honorer). Sampai hari ini pun masih terdengar kabar tentang aksi dari para Guru di suatu tempat. Tuntutan yang salah satunya adalah hak untuk menerima kelayakan kesejahteraan.
Namun di sisi lain dari heroiknya seorang guru, ternyata baru-baru ini terungkap kasus yang sangat memuakkan, seorang guru mencabuli anak didiknya dan tidak tanggung-tanggung kelauan bejat tersebut dilakukan di depan kelas. Hal ini merupakan pencorengan nama baik seorang guru, yang ianya adalah seorang pendidik.
Terpujilah wahai engkau ibu-bapak guru,
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku,
Semua baktimu, akan ku ukir di dalam hatiku,
Sebagai prasasti terima kasihku tuk pengabdianmu
engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa tanpa tanda jasa
Begitu lagu yang sering dinyanyikan, tapi jujur belum pernah tahu siapa pemcipta lagunya.